News update:

Suara Mamasa

mamasa, suara mamasa, berita mamasa, budaya mamasa, korupsi mamasa, pemerintahan mamasa, pilkada mamasa, pendidikan mamasa, mamasa cyber news, kabupaten mamasa, wisata mamasa, bupati mamasa, dprd mamasa, rumah mamasa, upacara mamasa, pasar mamasa

Popular Posts

Polewali Mandar

Nasional

Rumah Adat Tokayan

Rumah Adat Tokayan adalah Rumah Adat Mamuju

Tedong Bonga

Tana Toraja tak cuma terkenal dengan budaya nya, daya tarik lain yakni adanya rumah dari kerbau termahal di dunia.

Rumah Adat Mamuju

Rumah raja mamuju dibangun tanpa menggunakan paku, tetapi menggunakan pasak untuk menyatukan balok-balok kayu

Baju Adat Toraja

Pakaian adat Toraja yang telah dimodifikasi dan dikenakan oleh duta Indonesia dalam ajang Manhunt International 2011

Wisata Kali Mamuju

Kawasan objek wisata permandian alam Kali Mamuju, Sulawesi Barat mulau dipadati pengunjung saat libur panjang

Mamasa Tondok Ku

Selasa, 29 November 2011



MAMASA - — (MAMASA CYBER NEWS) Kabupaten Mamasa adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Mamasa, sekitar 340 km dari Kota Makassar, dapat ditempuh sekitar 6 jam dengan menggunakan mobil dari kota Pare-Pare, pusat kawasan pengembangan ekonomi terpadu di propinsi Sulawesi Selatan sekitar 190 km.

Batas Wilayah :

  • Utara berbatasan dengan Kabupaten Mamuju
  • Selatan berbatasan dengan Kabupaten Polewali Mandar
  • Barat berbatasan dengan Kabupaten Mamuju
  • Timur berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja Sulawesi Selatan dan Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan
Awalnya Kabupaten Mamasa terdiri dari 4 kecamatan, yakni kecamatan Mamasa, Mambi, Sumarorong dan Pana, kemudian berkembang menjadi 10 kecamatan dan 123 kelurahan/desa.



Nosu adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, Indonesia. Kecamatan Nosu terdiri dari beberapa desa yakni Desa Nosu, Desa Batu Papan, Desa Siwi, Desa Minanga, Desa Minanga Barat dan Desa Masewe.

Tradisi Mebaba' dan Mangngaro merupakan salah satu tradisi yang memiliki daya tarik tersendiri. Khusus tradisi Manggaro hanya ada di Nosu.

Nosu Merupakan Kecamatan Tertinggi di Sulawesi Barat. Wilayah Nosu yang dikelilingi Perbukitan dan hutan lebat menciptakan suasana sejuk dan dingin. Nosu adalah "Malino-nya" Sulawesi Barat. Di pagi hari Nosu selalu diselimuti embun dan kemudian menghilang sekitar jam 9 pagi. Nosu terkenal sebagai penghasil Markisa dan alpukat.




Sumber mata pencarian utama masyarakat Nosu adalah kopi dan Padi.


Potensi Daerah
Sektor Pertanian

Hasil pertanian Kabupaten Mamasa di antaranya padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, sayur-sayuran dan buah-buahan.
Sektor Perkebunan

Hasil perkebunan Kabupaten Mamasa pada umumnya berupa kopi maupun kakao, yang dikelola petani secara tradisional. Tanaman kopi yang dihasilkan petani Kabupaten Mamasa, semasa masih menjadi bagian dari Kabupaten Polmas telah memberikan konstribusi dalam mengangkat nama Polmas sebagai penghasil kopi bahkan tidak sedikit kopi asal Mamasa yang di pasarkan di daerah tetangga seperti Kabupaten Tana Toraja.
Sektor Peternakan

Pembangunan sub sektor peternakan diarahkan untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak untuk memenuhi konsumsi masyarakat akan makanan bergizi, disamping itu juga digunakan untuk meningkatkan pendapatan peternak. Di antara populasi ternak yang berkembang di Kabupaten Mamasa adalah ternak sapi, kerbau, kuda, kambing dan babi. Sedangkan untuk jenis unggas adalah ayam kampung, ayam ras dan itik lokal.
Sektor Pariwisata

Kabupaten Mamasa memiliki beberapa objek wisata, yaitu Wisata Budaya Kuburan Tedong-tedong di Kecamatan Balla, Minanga di Sesenapadang, Wisata Alam Air Terjun Sarambu, Permandian Air Panas di Desa Rambusaratu' Kecamatan Mamasa, Agro Wisata Perkebunan Markisa di Kecamatan Mamasa, Wisata Budaya Rumah Adat, Perkampungan Tradisional Desa Ballapeu, Tradisi Mebaba' dan Mangngaro di Nosu merupakan tradisi yang unik


15 Persen APBD Mamasa Untuk Sektor Wisata



MAMASA — (MAMASA CYBER NEWS) Sebanyak 15 persen dari anggaran APBD Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat akan dialokasikan untuk sektor wisata tahun 2012.

"APBD Kabupaten Mamasa masih sangat minim, dibandingkan dengan anggaran kebutuhan untuk mengembangkan Mamasa sebagai daerah destinasi wisata di Sulbar," kata Bupati Mamasa, Ramlan Badawi di Mamuju, Sabtu.

Ia mengatakan, APBD Mamasa pada tahun 2011, sekitar 247 miliar tidak cukup untuk membangun sejumlah infrastruktur untuk pengembangan wisata di Kabupaten Mamasa, karena anggaran itu hanya cukup untuk membangun infrastruktur di bidang ekonomi.

Meski begitu kata dia, pemerintah di Kabupaten Mamasa, tetap akan berkomitmen pada tahun 2012 mendatang akan meningkatkan anggaran untuk sektor wisata sekitar 15 persen pada APBD.

"Pada tahun ini, anggaran sektor wisata di Mamasa, hanya sekitar lima persen pada APBD karena jumlah APBD yang terbatas, tetapi pada tahun 2012 anggaran sektor wisata tersebut akan ditingkatkan menjadi 15 persen," katanya.

Menurut dia, pemerintah di Mamasa, meningkatkan anggaran sektor wisata pada tahun 2012 mendatang hingga 15 persen sebagi bentuk keseriusannya dalam menjadikan Kabupaten Mamasa sebagai daerah tujuan wisata atau daerah destinasi wisata di Sulbar.

"Pemerintah di Mamasa mendukung pencanangan Mamasa sebagai daerah destinasi wisata yang dilaksanakan pemerintah di sulbar sehingga pemerintah di Mamasa akan mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk sektor wisata di Mamasa," ucapnya.

Ia mengatakan, anggaran sektor wisata yang dialokasikan pemerintah di Mamasa, nantinya akan digunakan membangun sejumlah infrastruktur pada sejumlah potensi wisata yang belum memadai.
Menurut dia, pengembangan wisata Mamasa yang disebut bumi "Kondo Sapata" diseriusi pemerintah karena potensi wisata sebagai salah satu di daerah di Sulbar yang memiliki keanekaragaman budaya unik dan menarik untuk dinikmati wisatawan serta menjanjikan untuk meningkatkan ekonomi daerah.

"Wisata Mamasa yang juga mengandalkan wisata alam sangat indah dinikmati dan akan menarik wisatawan khususnya panorama alamnya yang dikelilingi pegunungan, wisata permandian air terjun dan air panas serta obyek wisata menarik lainnya, diyakini akan dapat meningkatkan ekonomi daerah sehingga akan terus dikembangkan," katanya.


Tiga Nama Mencuat Jadi Wabup Mamasa

Minggu, 27 November 2011

MAMASA — (MAMASA CYBER NEWS) Jabatan Wakil Bupati Mamasa masih lowong. Saat ini, ada tiga nama yang mencuat untuk mengisi posisi tersebut.

Informasi yang diperoleh, ketiga nama tersebut adalah, Sekretaris DPD II Golkar Kabupaten Mamasa yang juga anggota DPRD Mamasa, Bonggalangi, mantan anggota DPRD Sulbar, Pdt Zakaria Sude dan anggota DPRD Mamasa, Viktor Paotongan.

Bupati Mamasa, Ramlan Badawi mengaku, dirinya sangat membutuhkan seorang wakil untuk membantu menjalankan roda pemerintahan. Menurutnya, kalau wakil bupati sudah terisi, maka roda pemerintahan akan berjalan lebih baik lagi.

"Wakil memang sangat diperlukan melihat melihat padanya tugas saya. Contohnya, kalau saya lagi keluar mengurus anggaran di pusat, maka wakillah yang akan mengambil alih tugas saya," ungkap Ramlan, Kamis, 23 November.

Menanggapi ketiga nama tersebut, Ramlan mengaku sangat cocok dengan ketiganya. Dia mengatakan kalau ketiga orang itu merupakan teman seperjuangannya dalam pembentukan Kabupaten Mamasa.

"Tidak masalah siapa nantinya yang akan terpilih diantara ketiganya. Saya yakin mampu bekerja sama dengan mereka karena mereka adalah teman-teman saya," aku Ramlan sembari mengatakan sangat optimis wakil sudah dapat dipilih bulan ini.

Ramlan menjelaskan, untuk mengisi jabatan wakil bupati yang lowong itu, DPD II Partai Golkar terlebih dahulu mengusulkan tiga nama ke DPD I Partai Golkar Sulbar. Kemudian, DPD I memilih dua nama dan mengembalikannya ke daerah dalam hal ini bupati.

Bupati selanjutnya merekomendasikan dua nama tersebut ke DPRD Mamasa untuk dipilih siapa yang akan menjadi wakil bupati. "Nantinya akan ada 19 anggota DPRD Mamasa yang akan memilih karena enam anggota DPRD lainnya sedang bermasalah," jelasnya.


14 DPO Mamasa Belum Serahkan Diri


MAMASA — (MAMASA CYBER NEWS) Kepala Subsi Registrasi Rutan Polman Ilyas, S.Sos mengungkapkan, 14 anggota DPRD Mamasa masih dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

Keempat belas orang tersebut adalah Drs Obednego Depparinding, Yohanis Buntulangi, S.Pd, MH, H.Samuddin, S.Pd, Ir Panglo, Yohanes Karatong, Junaedi, Drs Germani Arungjani, Cahaya Oktavia, SE, Drs Buttu Sarira, Tangnga Paliwanan, Ir.Daniel Pundu, MH, Muspida Mandadung, Andi Asdar Wahab, Muh Ridwan, S.Pd. Ilyas mengatakan, sebenarnya tercatat 24 orang anggota DPRD Mamasa periode 2004-2009 yang terjerat kasus korupsi. Namun 14 orang lainnya masih dinyatakan buron. Sedangkan 10 orang sudah divonis penjara selama 1 tahun 8 bulan denda Rp 50 juta.Tujuh orang anggota dewan sudah dikirim ke lembaga pemasyarakatan Kabupaten Mamasa. Sementara tiga orang memilih menjalani penahahan di Lembaga Pemasyarakatan Polman dengan alasan dekat dengan keluarga.Informasi yang berkembang 14 orang akan menyerahkan diri jika mantan Bupati Mamasa Drs Obed Nego sudah ditahan. Otomatis tersisa 13 orang mantan dan incumbent anggota dewan akan mengikuti jejak Obed Nego.Saat ini tujuh orang yang sudah menjalani penahanan di rumah tahanan orang itu, yakni adalah Muh Arifin Baso,SH, Agustinus Lesseng,S.PAK, Sinson K Sepadang,S.Th,MH, Mac Pautonan,SE, Constanthinus Claver, PM, Darwin,SH dan Ir Elizabeth. Sedangkan nama ketiga terakhir memilih menjalani penahanan di lembaga Polman adalah H Sudirman, Amos, Aco Mea. Hal ini berdasarkan surat ke Lembaga Tahanan Polman Nomor W.32.PAS.3.PK.01.02.02.311 perihal, pemindahan narapidana atas nama Muh Arifin Baso,dkk, yang ditujukan kepada Kepala Cabang Rumah Tahan Mamasa. Isi surat yakni memperhatikan surat permohonan keluarga narapidana prihal permohonan pindah tahanan yang diketahui pemerintah setempat dengan alasan yang patut dipertimbangkan. Pemindahan tahanan sesuai hasil sidang tim pengamat lembaga pemasyarakatan kelas II B Polewali Mandar dengan No 13/TPP/IX/2011, tanggal 27 September 2011 dan persetujuan lisan dari kepala kantor wilayah Kementrian Hukum dan HAM Sulbar, perihal pemindahan narapidana dan lembaga Pemasyarakatn Kelas II B Polewali, ke cabang rumah tahanan negara Mamasa.



Amin Saleh Siap Bertarung Pilkada Mamasa

MAMASA — (MAMASA CYBER NEWS) Politisi partai Golkar Muh Amin Saleh yang juga adik kandung Gubernur Sulawesi Barat H Anwar Adnan Saleh, menyatakan diri siap bertarung pada pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Mamasa periode 2013-2018.

"Saya memiliki peluang untuk bertarung pada Pilkada di Kabupaten Mamasa. Makanya jika saya ditanya tentang kesiapan maka tentu saya jawab siap bertarung ," kata Muh Amin di Mamuju, Senin.

Namun demikian, kata dia, partai Golkar memiliki mekanisme untuk menjaring kandidat calon bupati dan wakil bupati yakni melalui tahap survey yang dilakukan oleh lembaga survey yang akan ditunjuk.

Menurutnya, beberapa nama kader partai Golkar yang bakal di surevey pada pilkada bupati Mamasa diantaranya, Ketua DPRD Mamasa, Muhammadia Mansur, pdt Zakaria (mantan anggota DPRD Sulbar dari partai Golkar), Yusuf Depparinding (anggota DPRD Sulbar partai Golkar).

"Bupati Mamasa, Ramlan Badawi bisa jadi ikut di survey partai Golkar walaupun sesungguhnya belum termasuk kader partai Golkar. Siapa pun nama yang berhasil lolos dalam survey maka semua kader harus ikut mendukungnya,"jelasnya.

Muh.Amin yang juga anggota DPRD Sulbar ini menyampaikan, dirinya sangat berpeluang menang dalam survey karena telah memiliki popularitas di kalangan masyarakat yang ada di daerahnya.

"Kita lihat saja nanti apakah saya tetap maju atau tidak. Mungkin terlalu dini bila saya pastikan maju bertarung di Pilkada Mamasa karena prosesnya masih sangat lama,"katanya.

Ia mengatakan, partai Golkar akan melakukan survey sekitar Januari-Maret 2012 karena pelaksanaan pilkada akan berlangsung sekitar Juli 2013.

Amin mengatakan, saat ini dirinya telah mendapat dukungan dari berbagai politik diantaranya Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) termasuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

"Tiga partai politik yakni Golkar, PDK dan PKS telah memberikan sinyal kuat untuk menjadi parpol koalisi di pilkada Mamasa,"ungkap dia.

Ia menambahkan, dirinya menghendaki calon wakil bupati adalah dari kalangan non muslim yang memang masyarakatnya mayoritas nasrani.


Messawa, Pintu Gerbang Lembah Mamasa



MAMASA — (MAMASA CYBER NEWS) Messawa adalah salah satu kecamatan Mamasa yang paling bawah, berbatasan langsung dengan Anreapi dan Tapango di Polewali. Seperti layaknya lokasi manapun di Mamasa, Messawa terletak di ketinggian pegunungan. Pemandangan khas wilayah ini adalah perbukitan hijau yang mengelilingi dimanapun kita memandang. Tak jarang, awan dan kabut memenuhi puncak-puncak bukit dan gunung di wilayah ini. Suhu di Messawa hampir selalu dingin setiap saat. Walau dingin, Messawa ini belum berada di puncak Mamasa loch. Jalanan masih akan terus menanjak selama kurang lebih 4 jam lagi. 

Tadinya saya sudah kuatir akan melewatkan makan siang dan baru berjumpa makanan berat setelah tiba di Mamasa Kota yang artinya sudah gelap. Wah, bakalan membosankan juga nich berjam-jam di dalam kijang menahan lapar dan menahan mabuk. Hahahaha. Maklum, jalanan di Mamasa kan cakep banget tuh. Wajar banget kalau saya bisa-bisa jackpot berkali-kali. Beberapa travel agent yang saya tanyakan saja hampir selalu menolak kalau saya mengajukan permintaan ke Mamasa. Entah jalanannya rusak, hujan yang turun terus, hingga berbagai macam alasan yang ujung-ujungnya akan membengkakkan biaya total perjalanan yang pastinya akan membuat saya mundur. Biaya perjalanan ini terasa konyol sekali dibandingkan dengan Tana Toraja yang sudah memiliki akses Trans-Sulawesi. Saya mencoba untuk membuat Mamasa dalam jadwal perjalanan saya dan saya tercengang akan harga yang saya terima. Pencabutan Mamasa membuat total biaya perjalanan saya jadi murah meriah. Jalan-jalan ke Tana Toraja terhitung sangat murah apabila dibandingkan dengan Mamasa. Tapi saya nggak menginginkan Mamasa dicabut. Saya harus dan wajib berkunjung kesini. Maka dari itu, dengan segala cara, saya melakukan perjalanan ini. Saya nekad ke Mamasa walau kejelasan angkutan yang akan membawa saya kesana tidak ada sama sekali.  


Untungnya, harapan saya terkabul. Kijang yang saya tumpangi berhenti di Messawa untuk makan siang. Kayaknya, kijang atau kendaraan dengan jarak tempuh di atas 4 jam akan memiliki satu sesi khusus yach untuk berhenti, beristirahat dan makan siang? Yach, yang jelas saya sangat bersyukur banget kijang ini berhenti biar para penumpangnya bisa mengisi perut. Hehehe. Namun, saat saya turun, saya tercengang. Lagi-lagi saya tercengan. Saya menemukan tulisan Sop Betawi di salah satu papan rumah makan yang ada disini. Ya elah, jauh-jauh ke pedalaman Sulawesi, makannya nggak jauh-jauh dari Sop Betawi. Hahaha. Saat itu saya edarkan pandangan saya berkeliling dan saya baru menyadari, hampir (atau tepatnya, seluruh) rumah makan di Messawa ini dikelola oleh orang Jawa atau orang Pangkep. Rumah makan yang tampak adalah rumah makan Pangkep yang terkenal dengan Sop Saudaranya dan rumah makan Jawa atau Jakarta dengan hidangan khas seperti ayam goreng, gado-gado, bakso, dan nasi sop. Sayang sekali, nggak ada makanan khas Mamasa sama sekali. 

Yah, saya pun nggak bisa memilih koq. Rombongan kami masuk ke dalam salah satu rumah makan Pangkep. Rumah makan ini terlihat paling ramai dan menyediakan menu paling banyak diantara rumah makan lainnya. Beberapa menu khas rumah makan ini adalah Coto Makassar, Nasi Ayam Goreng, Cumi-Cumi, Ikan Laut Goreng, Sop Betawi, Sop Konro, Sop Saudara dan Sate Ayam. Unik juga, di tengah-tengah gunung begini seafood masih bersaing rupanya. Saya memesan Sop Saudara dech, biar cita rasa Sulawesinya masih kentara. Nggak lucu donk jauh-jauh ke Sulawesi terus makannya sesuatu yang biasa kita makan. Pengalaman kemarin makan mie ayam nggak usah diulang lagi dech. Kali ini kan ada pilihan lain. Hehehe. Rasa makanan ini hampir sama seperti Sop Saudara yang sudah saya kenal sebelumnya. Gurih (tambahkan sedikit lagi garam) dan penuh dengan potongan daging (saya sampai kenyang banget). Sop Saudara ini disajikan dengan sepiring utuh nasi. Nasi tambahan disajikan dalam keranjang-keranjang plastik di atas meja. Sudah dua kali saya melihat kejadian ini, yakni di Sengkang dan sekarang di Messawa. Asyik juga sich bisa tambah nasi dengan mudah. Tapi, saya nggak serakus itu. Hehehe. Saya makan secukupnya saja, takut kalau sampai jackpot, semuanya akan dimuntahkan. Masih 4 jam lagi perjalanan menuju Kota Mamasa loch.

Makan siang di Messawa cukup murah meriah lah. Untuk nasi sepuasnya dan satu mangkuk Sop Saudara, saya hanya dikenakan harga Rp. 15.000. Harga makanan lainnya bervariasi mulai dari Rp. 10.000 hingga Rp. 15.000. Nggak terlalu mahal pokoknya. Sayang, waktu para penumpang menghabiskan makanan di tempat ini nggak terlalu panjang. Sayang. Belum selesai saya mengunyah sendokan nasi dan daging terakhir, pak supir sudah bergegas kembali ke mobil dan diikuti oleh sejumlah penumpang yang telah menyelesaikan makanannya. Saya jadi terburu-buru mengunyah dan membayar makanan saya dech. Padahal, saya melihat ada beberapa orang sedang menikmati singkong goreng. Hmm...kayaknya enak dech makan singkong goreng hangat di suhu dingin-dingin begini. Tapi maaf, Mamasa menunggu. Kalau nafsu lidah dituruti, bisa-bisa saya sampai di Mamasa besok kali yach? Hahaha.


Mamasa Terbesar Pengguna Ijazah Palsu


MAMASA — (MAMASA CYBER NEWS) Temuan ijazah palsu Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang mencatut nama Universitas Negeri Makassar (UNM) terus bertambah. Terakhir, jumlah ijazah palsu yang ditemukan sudah mencapai 71 lembar dari 64 kasus sebelumnya.

Pembantu Rektor I Bidang Akademik UNM H Sofyan Salam mengatakan,temuan kasus ijazah palsu masih bisa bertambah karena dari 24 kabupaten/ kota di Sulsel, baru 17 daerah yang melakukan verifikasi. “Temuan terbesar pengguna ijazah palsu dari Mamasa, Sulawesi Barat,sebanyak 20 kasus,” katanya di Makassar kemarin. Parahnya lagi, 19 di antaranya melakukan dua kali kecurangan dengan mengirimkan surat keterangan keabsahan ijazahnya ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan tetap mencatut institusi UNM.

“Padahal kami telah mengirim ke BKD setempat hasil verifikasi ijazah mereka,”kata Sofyan. Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UNM, H Kamaruddin mengatakan,dirinya tidak pernah menandatangani surat keterangan yang mengabsahkan ijazah 19 CPNS tersebut.“Tanda tangan mereka saja sudah tidak sama dengan punya saya,” ujar Kamaruddin yang namanya juga ikut dicatut dalam surat tersebut. Menurut dia, keseluruhan ijazah yang dinyatakan palsu karena tidak terdaftar dalam data lulusan UNM.

Ketika nomor ijazah,nomor akta,dan nomor registrasi dicek, tidak ada yang sama. “Bahkan ada yang salah jurusan, seperti menuliskan jurusan Pendidikan Budidaya Pertanian yang tidak dimiliki UNM,”katanya. Dari semua ijazah palsu yang ditemukan, sebagian besar berasal dari program Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Pihak UNM mengaku telah mengirimkan data tersebut ke BKD-BKD bersangkutan untuk ditindak lebih lanjut.

Walau namanya tercoreng dan merugikan almamater UNM, pihak rektorat hingga saat ini belum berniat melaporkan kasus tersebut ke polisi. Kapolda Sulselbar Irjen Pol Johny Wainal Usman mengatakan, pihaknya siap melakukan penyelidikan jika ada laporan dari pihak yang merasa dirugikan.“ Kalau hal itu sudah ada, kami akan lakukan uji forensik kepada ijazah-ijazah palsu tersebut untuk selanjutnya diposes secara hukum,”tuturnya.

Kepala Badan Kepegawaian Nasional (BKN) Regional IV Makassar,H Sumat megatakan, jika hasil pemeriksaan UNM tersebut benar, semua nama yang terjaring akan diproses dan kemungkinan Surat Keputusan (SK) pengangkatan yang bersangkutan tidak akan diberikan.“ Kami tidak akan memberikan SK pengangkatan kepada orang yang menggunakan ijazah palsu. Itu sudah pasti, tidak bisa digangu gugat,” ujarnya.

Selain itu, dia mengaku pihaknya hanya mengeluarkan putusan untuk SK pengangkatan, masalah verifikasi,BKD bersangkutan yang berhubungan langsung dengan pihak universitas. Walau demikian, dia mengaku telah mengantongi sekitar 15 ijazah palsu dari beberapa universitas. “Proses hukumnya kami serahkan ke pihak berwenang. Kami hanya menjalankan tugas untuk verifikasi administrasi,” tandasnya.

Sementara itu, BKN mencoret pelaku ijazah palsu di Makassar, yakni Jusniar. Sebelumnya, dia sudah dinyatakan lolos di formasi Guru Sekolah Dasar (SD) di lingkup Pemerintah Kota Makassar 2010. Kepala BKD Makassar, Sittiara mengatakan,nomor induk pegawai (NIP) atas nama Jusniar, tidak diproses lagi di BKN, setelah pihaknya menyampaikan alasan-alasan ke pusat,pasca penemuan ijazah palsu.

“Itu sudah bisa dipastikan tidak bisa lagi menjadi CPNS atau sudah dibatalkan. Kami sudah konfirmasi ke BKN,”ujarnya. Sekadar diketahui, ijazah palsu yang digunakan Jusniar, terdapat tanda tangan dan stempel legalisir yang berlogo UNM. SI-rahmat hardiansya/ arif saleh

Sumber :www.makassarterkini.com


Lelang Daging di Pernikahan? Hanya Ada di Mamasa



MAMASA — (MAMASA CYBER NEWS) Berbagai kebudayaan di negeri ini memang selalu unik dan menarik. Salah satunya adalah budaya yang terletak di Mamasa, Sulawesi Barat. Lelang daging menghiasi prosesi pernikahan adat di Mamasa. Unik bukan? 

Kabupaten Mamasa merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Polewali Mandar berdasarkan UU No. 11 tahun 2002 tentang pembentukan Kabupaten Mamasa dan Kota Palopo di Sulawesi Selatan.
Berbagai adat dan kebudayaan menarik untuk ditilik di sini. Salah satunya adalah perkawinan adat Ma’randang di Mamasa yang sudah ada sejak beratus-ratus tahun yang lalu.

Dalam menyambut tamu undangan, biasanya disajikan kopi atau teh terlebih dahulu kemudian disusul dengan kue-kue kecil khas Mamasa. Undangan pun bisa beramah tamah dengan tamu yang lainnya sambil mencicipi penganan khas Mamasa.

Acara lalu dilanjutkan dengan petuah dalam bahasa Mamasa yang sangat halus (Tinggi kastanya),  yang hanya bisa diucapkan oleh ketua-ketua adat setempat.
Setelah acara selesai ditutup dengan doa dan dilanjutkan dengan acara makan bersama secara prasmanan tetapi ada juga yang sudah disiapkan oleh tuan rumah hidangan lengkap dipiring-piring yang ada termasuk lauk pauk dan daging.

Dan yang menarik serta unik dari pesta perkawinan ini adalah dimana diakhir acara diadakan lelang daging ditempat resepsi pernikahan oleh panitia dimana tujuannya untuk membantu biaya pernikahan kedua mempelai mulai dari paha,kaki, sampai kepala tersedia oleh panitia yang memang menyisakan potongan-potongan tersebut untuk dilelang.

Usai mengikuti prosesi adat, saatnya berjalan-jalan. Anda bisa membeli oleh-oleh khas Mamasa. Layaknya daerah lain, sandang masih menjadi daya tarik di sana. Kekayaan asli aneka kain khas Mamasa layak jadi primadona.

Salah satunya adalah Kain Sambu. Kain Sambu adalah kain khas daerah Mamasa yang dibuat dengan menggunakan alat tenun.

Menurut salah satu perajin kain Sambu, kain ini sangat diminati. Terbukti dari pesanan yang berkisar 200-300 helai per bulan, dengan omzet 20 juta per bulan.

Kain Tenunan Mamasa, terbuat benang khusus dan di olah tanpa mesin pabrik, dapat bertahan sampai ratusan tahun dan setiap corak dan tekstur serta warna mempunya sejarah tersendiri dari Kabupaten Mamasa.

Kain ini juga yang dijadikan ciri khas para pejabat yang ada dilingkungan pemda kabupaten maupun Bupati sehingga mereka mengenakannya sebagai baju daerah yang dipergunakan saat acara-acara khusus dalam pemerintahan maupun acara masyarakat umumnya. Cuaca yang dingin menjadikan kain Sambu cocok digunakan juga oleh masyarakat untuk mengurangi rasa dingin yang menyengat sampai ke tulang.

Bagaimana, menarik bukan? Kalau anda tertarik dengan pengalaman di Mamasa, anda bisa berlibur ke sana, dengan menempuh perjalanan melalui pesawat dan mendarat di Makassar. Anda bisa menlajutkan perjalanan dengan mobil menuju Mamasa langsung atau bisa melalui Polewali dan dilanjutkan ke Mamasa sekitar 12 jam perjalanan darat.

Selamat berlibur dan mencoba pengalaman yang tak terlupakan di Mamasa.


Kisah Orang Mati Berjalan di Mamasa

Sabtu, 26 November 2011

Gbr dari google
MAMASA  — (MAMASA CYBER NEWS)  Saya berkesempatan minggu ini (Mei 2010) selama tiga hari ke suatu daerah pegunungan yaitu Mamasa, sebuah kabupaten baru di Sulawesi Barat dengan ibukota Mamasa. Perjalanan yang ditempuh hampir 14 jam ke sana akibat bus Mabuliling yang saya tumpangi rusak dua kali membuat perjalanan menjadi lama dan melelahkan. Tetapi tidak dapat dipungkiri dalam sepanjang perjalanan saya kagum dengan keindahan Sulawesi. Bahkan menanam padi seperti teras-teras di Bali yang dijadikan obyek wisata di sana, juga ada di Mamasa. Alam Sulawesi membuat kita berdecak kagum dan kehebatan petani yang menanam padi menjadikan Sulawesi Selatan dan Barat menjadi lumbung padi nasional. Ini kesempatan saya berterima kasih kepada Tuhan, karena petani ini yang memberi makan kita semua.
Tiba di Mamasa sudah malam membuat saya hanya sempat makan, berbicara sebentar dengan tuan rumah, lalu tertidur lelap dan tidak ada yang dapat disaksikan.
Di hari kedua, ketika bangun pagi, saya sungguh kagum akan keindahan kota yang ada di lembah dan suasana yang sejuk sekali. Hari itu rasanya dilalui tanpa polusi perkotaan.
Sore hari saya sempat bertemu dengan Kepala Dinas Pariwisata setempat dan berbincang mengenai pariwisata. Memang mempromosikan pariwisata di sini sulit karena akses jalan ke Mamasa termasuk berat apalagi masih banyak yang rusak. Memang melihat jalan yang rusak ini, wisatawan yang cocok datang adalah wisatawan yang suka petualangan (adventure). Walaupun parah jalannya, namun ada banyak keindahan Mamasa yang sangat layak dilihat yaitu rumah tradisional, yang mirip Toraja, juga air terjun serta air panasnya. Belum lagi tenunan dan tariannya yang lumayan. Ada hotel juga di kota kecil ini, di mana saya sendiri belum pernah menggunakannya, karena saya menginap di tuan rumah yang mengundang saya. Tentunya penduduk sangat senang menerima tamu untuk menginap, bila kita berwisata petualangan. Itulah kermahtamahan orang Sulawesi, walaupun baru kenal, kia akan bisa diterima dengan baik di rumahnya dengan jamuan dan istirahat yang memadai (kalau tidak mau dikatakan sederhana). Yang menarik tanpa memandang suku dan agama apa! Dan pasti hemat ongkos, tentunya!
Dan ada cerita menarik soal tradisi orang mati berjalan di Mamasa. Menurut tua-tua yang saya ajak bicara sampai larut malam, mereka mengatakan sebenarnya kemampuan membuat mayat berjalan itu masih ada yang bisa melakukannya sampai hari ini. Antara percaya dan tidak, namun saya menyimak saja. Biasanya penduduk suka berkebun sampai sangat jauh dari rumah mereka. Bila mati di tempat yang jauh, adalah adat mereka untuk menguburkannya di desa mereka tinggal. Untuk mengangkat mayat tidak mudah karena daerah pegunungan dan daerah setapak. Maka satu-satunya jalan untuk mencapai desa adalah membuat orang yang sudah mati berjalan. Hanya satu syaratnya, tidak boleh disapa sehingga tidak bisa dibangkitkan lagi. Biasanya pawang mayat sudah berjalan di depan agar yang berpapasan tidak menyapa.
Hari semakin larut, namun cerita semakin magis saja karena tua-tua mulai mengisahkan kesaksiannya berjumpa dengan orang mati yang berjalan. Akhirnya ketika benar kantuk ini tak tertahankan, saya pun pamit tidur dengan suasana kewaspadaan karena cerita-cerita magis itu. Cerita yang dikembangkan dari mulut ke mulut, sangat asyik didengar di waktu malam sambil menyeruput teh dan penganan manis ala Mamasa. Itulah yang membuat Mamasa menjadi unik. Rasanya tidak pas kalau tidak sempat datang ke Mamasa, daerah yang menyimpan banyak keindahan dan kisah magis di baliknya. Anda tertantang datang?

Penulis : Daniel Ronda


Terpidana Korupsi Mamasa Dibekuk di Gowa

12 Lainnya Masuk DPO


 
DESAK EKSEKUSI. Aksi demo mendesak eksekusi terpidana korupsi APBD Mamasa di Kejari Polewali, beberapa waktu lalu. Dalam kasus ini, kejaksaan masih memburu 12 terpidana.


MAMASA  — (MAMASA CYBER NEWS)  Dua anggota DPRD Mamasa periode 2004-2009 (sekarang mantan, red) yang menjadi terpidana kasus korupsi APBD Mamasa 2007 dibekuk tim Kejari Polewali. Kedua terpidana itu, M Ridwan dan Tangnga Paliwanan.
M Ridwan kembali terpilih sebagai anggota DPRD Mamasa Periode 2009 - 2014. Dia dibekuk di rumah kontrakannya yang baru dihuni selama dua minggu di Kompleks Perumahan Nindya Residence Jalan Dr Wahidin, Sungguminasa, Gowa. Penangkapan ini dilakukan sekitar pukul 17.00 Wita.

Hanya berselang empat jam, Kejari Polewali dibantu Polres Gowa kembali meringkus seorang terpidana korupsi Mamasa, lainnya, yakni, Tangnga. Mantan legislator Mamasa ini diringkus saat bertamu ke rumah yang telah dikepung tim kejaksaan dan kepolisian.

Malam tadi, kedua terpidana tersebut dititipkan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Makassar. Dia ditempatkan di blok khusus Tindak Pidana Korupsi.  "Iya benar ada dua orang yang dititip dari Kejari Polewali," kata Kasi Registrasi Lapas Makassar, Ashari, kemarin.

Kasi Pidsus Kejari Polewali, M Risal, mengatakan, penangkapan kedua buronan kejaksaan tersebut berawal dari informasi. Dari pengembangan dan pemantauan di lokasi selama seminggu baru dilakukan penangkapan. Tertundanya penangkapan disebabkan terpidana korupsi itu tidak berada di tempat.

"Yang ditangkap pertama kali, Ridwan. Rumah ini dikontrak Ridwan. Dari hasil interogasi saat penangkapan diketahui kalau seorang terpidana lainnya juga kerap berkunjung di rumahnya tersebut. Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya buronan lainnya datang. Namanya Tangnga. Dia bermaksud untuk bertamu saja," tandasnya.

Terkait apakah kedua terpidana itu akan digiring kembali untuk dijebloskan ke Lapas Polewali, diakui, Risal, pihaknya sementara mengurus administrasi mengenai hal itu.

"Pastinya begitu. Tapi, kami masih mengurus proses administrasinya terlebih dulu," terang, saat dihubungi melalui ponselnya.

Seperti diketahui, 24 mantan anggota DPRD Mamasa periode 2004-2009 dijatuhi hukuman penjara 20 bulan karena terbukti melakukan korupsi APBD, berdasarkan putusan Mahkamah Agung. Dari 24 orang, termasuk mantan Bupati Obed Nego Depparinding dalam kapasitas sebagai mantan ketua DPRD Mamasa, sepuluh orang telah dieksekusi oleh Kejari dan ditahan di Lapas Polewali. Dengan tertangkapnya Ridwan dan Tangnga, Kejari masih memburu 12 terpidana lainnya untuk menjalani eksekusi. Ridwan, adalah kader Partai Bulan Bintang yang kini berstatus anggota DPRD Mamasa periode 2009-2014 setelah terpilih kembali pada pemilu lalu.   

Kajari Polewali, Saring, mengatakan bahwa 12 terpidana lainnya masih terus diburu untuk dieksekusi. Mereka, telah dimasukan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak beberapa waktu lalu. Khusus mantan Bupati Mamasa, Obed Nego, Kejari masih memberi kebijaksanaan penangguhan eksekusi karena pertimbangan kemanusiaan menunggu pemakaman saudara kandungnya yang akan dilakukan secara adat akhir November nanti. "Kalau pemakaman saudara kandungnya sudah selesai, yang bersangkutan akan segera dieksekusi," Saring, menegaskan


Kurang Akses Informasi Sehingga Mamasa Tertinggal


MAMASA  — (MAMASA CYBER NEWS) Jajaran Kementerian Sosial menyampaikan, kurangnya akses informasi yang didapatkan masyarakat, mengakibatkan daerah Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat, menjadi tertinggal dari daerah lainnya.
"Hingga saat ini akses komunikasi dan informasi ke wilayah Kabupaten Mamasa menjadi salah satu faktor daerah ini masuk kategori daerah tertinggal dari 50 kabupaten kota yang ada di Indonesia," kata Kepala Sub Bidang Kerjasama Monitoring dan Evaluasi Pusat Penyuluhan Sosial Kementerian Sosial (Kemensos), Lusi Mangiwa di Mamuju, Rabu.
Karena itu, kata dia, jajarannya melakukan penyuluhan penyuluhan masyarakat rawan sosial perdesaan dengan melibatkan unsur tokoh agama, tokoh masyarakat, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), pendamping PHK, kepala desa, karan taruna serta unsur lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga (LK3) yang ada di Mamasa. "Untuk wilayah Sulbar, hanya Kabupaten Mamasa masuk kategori sangat tertinggal dari lima kabupaten di Sulbar. Untuk skala nasional, sebanyak 50 kabupaten yang tertinggal yang menjadi target kami untuk melakukan sosialisasi," ucapnya.
Ia mengatakan, pelaksanaan penyuluhan yang diprogramkan Kemensos berguna untuk memberikan penguatan terhadap peserta sosialisasi sebagai mitra kerja pemerintah melalui pembekalan pengetahuan, pemahaman serta ketermpilan dalam melaksanakan penyuluhan sosial di daerahnya.

Lusi mengemukakan, pembekalan ilmu yang diberikan kepada para peserta ini diharapkan mampu mendorong perubahan perilaku masyarakat di daerah rawan sosial perdesaan agar kelak masyarakat di daerah itu juga berkeinginan tau dan mau berpartisipasi dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Menurut dia, selama ini banyak program pemerintah pusat yang digulirkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat seperti program PNPM-MP dan berbagai program lainnya. "Program sosial yang dicanangkan oleh pusat hendaknya dipahami sehingga masyarakat di daerah itu tutut andil dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Makanya, perlu dorongan peningkatan informasi melalui komunikasi yang dilaksanakan oleh penyuluh sosial,"terangnya.
Ia mengatakan, kondisi kesenjangan di antara sumber daya dan kebutuhan masyarakat yang melahirkan kemiskinan merupakan fenomena kegagalan pasar (market failur) sehingga memerlukan campu tangan pemerintah. Mencermati kondisi tersebut kata dia, maka diperlukan penanggulangan kemiskinan sebagai amanat konstitusi dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
"Secara konkrit amanat konstitusi untuk penanggulangan kemiskinan tersebut tercantum dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 amandaemen keempat,"ucapnya. Ia menerankan, ejalan dengan amanat konstitusi tersebut maka tujuan penanggulangan kemiskinan dalam jangka panjang maupun yang termaktub dalam RPJM Nasional 2010-2014, yakni mewujudkan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin khususnya di daerah rawan sosial perdesaan.
Jika melihat kemiskinan di negeri ini terkhusus di Sulbar kata dia, ibaratnya bagaikan menatap benang kusust akibat kompleksnya permasalahan sosial. Karenanya, guna mengatasi masalah tersebut maka pelaksanaan kegiatan penyuluhan masyarakat rawan sosial perdesaan ini merupakan jalan untuk mencapai sasaran pembangunan.
"Komunikasi merupakan salah satu jawaban untuk menutup celah kesenjangan dan mengurangi kemiskinan tersebut. Komunikasi yang dibutuhkan yakni komunikasi sosial antara pemerintah dan rakyat," tuturnya


Potensi Wisata Mamasa Diharapkan Bisa Saingi Toraja


Potensi wisata yang ada di Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat diharapkan bisa menyaingi Kabupaten Tana Toraja Provinsi Sulawesi Selatan yang sudah terkenal di seluruh dunia.

'Kabupaten Tana Toraja, Sulsel, sudah menjadi milik dunia karena potensi wisata di daerah itu sudah terkenal hingga seluruh dunia,' kata Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh di Mamuju, Senin.

Ia mengatakan, aset wisata dan kebudayaan yang ada di Kabupaten Tana Toraja cukup fantastis karena sudah dikenal hingga ke seluruh manca negara, sehingga daerah itu selalu dikunjungi wisatawan asing dan sektor wisata daerah berkembang pesat meningkatkan pendapatan daerahnya.

Menurut dia, pemerintah di Sulbar sangat berharap potensi wisata yang ada di Kabupaten Mamasa dapat seperti di Kabupaten Tana Toraja, dengan mengelolanya secara profesional agar turut dikenal hingga ke manca negara seperti Tana Toraja.

'Sesungguhnya Mamasa memiliki keunggulan potensi wisata yang sama dengan Tana Toraja, karena Mamasa memiliki ciri khas kebudayaan yang sama dengan Kabupaten Tana Toraja, sehingga apabila di promosikan dengan benar, maka akan dapat seperti Tana Toraja,'katanya.

Gubernur mengatakan, pada saat pencanangan Mamasa sebagai daerah destinasi wisata di Sulbar, Kabupaten Mamasa telah menampilkan beraneka ragam kebudayaan yang dimilikinya berasal dari 17 Kecamatan di daerahnya.

'Sekitar 300 peserta datang dari 17 Kecamatan di Mamasa menampilkan aneka budaya dan potensi wisata daerahnya, yang membuat kagum semua pengunjung yang datang ke daerah itu menyaksikannya, seluruhnya kebudayaan yang ditampilkan mirip dengan kebudayaan yang ada di Kabupaten Tana Toraja karena pada dasarnya Mamasa dan Toraja secara berbatasan wilayah yang kebudayaannya serumpun,'katanya.

Oleh karena itu ia mengatakan, pemerintah di Sulbar melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan harus maksimal mengelola potensi wisata Mamasa agar dapat maju dan terkenal hingga menarik wisatawan manca negara dan pendapatan daerah ini dapat meningkat.

'Bukan hanya Tana Toraja saja yang bisa disaingi tetapi kebudayaan masyarakat di Danau Toba di pulau Sumatera di pulau Bali akan dapat disaingi Mamasa yang memang kaya akan potensi budaya apabila potensi wisata daerah itu dikelola dengan benar dan profesional,'katanya.


Souvenir Mamasa Yang Kaya Warna Di Rante Sepang

Jumat, 25 November 2011

Sejumlah pengrajin sambuk, sarung terbuat dari kain tenun khas Kabupaten Mamasa.
MAMASA  — (MAMASA CYBER NEWS)  Seusai melihat proses pembuatan Sambu, saya segera berterima kasih kepada sang ibu dan memohon diri. Di luar kios sang ibu penenun, ramai berkumpul warga yang ingin melihat saya sedang meliput proses pembuatan Sambu alih-alih melihat sang ibu membuat Sambu. Wow! Udah serasa artis dech. Proses pembuatan Sambu tampaknya sudah menjadi hal biasa untuk mereka. Mungkin melihat orang meliput jauh lebih menarik daripada melihat pembuatan Sambu kali yach? Hehehe...

Sambil kembali berjalan menuju Kota Mamasa, dan dalam pencarian rumah makan, kami berhenti lagi di sebuah desa yang khusus menjual souvenir khas Mamasa. Di tempat ini ada sejumlah toko penjual souvenir khas Mamasa mulai dari Sambu, kalung, cincin, gelang, ikat kepala, miniatur Banua Sura, baju pengantin, dan gantungan kunci. Nama tempat ini adalah Rante Sepang. Uniknya dan nggak seperti lokasi wisata di tempat lain, anda nggak akan bisa menemukan aneka kerajinan tangan khas Mamasa selain berada di Rante Sepang ini. Hanya di Rante Sepang lah anda baru bisa membeli souvenir khas Mamasa, berhubung objek-objek wisata lainnya di Mamasa belum terlalu siap dalam urusan souvenir.  

Mulailah menjelajah salah satu toko karena umumnya tiap toko memiliki rentang harga yang sama dan berasal dari paguyuban penenun maupun pengrajin yang sama. Toko souvenir mudah dikenali dari penampilan toko yang unik dan bermodel Banua serta berukir khas Mamasa. Toko biasanya memajang sebuah etalase penuh berisikan Sambu. Rak-rak lain dipadati oleh aneka macam pernak pernik mulai dari gelang hingga gantungan kunci, kalung kuku babi hingga pakaian pesta.

Seorang ibu yang baik hati dan ramah menyambut kami. Situasi tokonya walaupun rapih tampak agak berdebu dan sedikit bersarang laba-laba. Hmm..jelas, kunjungan turis bukanlah sesuatu yang sering terjadi disini. Walaupun agak berdebu, tapi saya menyukai barang-barang yang dipajang disini. Sedikit menyerupai produk Tana Toraja, namun produk Mamasa memiliki ciri unik tersendiri. Beberapa sumber bahkan mengatakan beberapa Sambu Mamasa dibawa ke Toraja. Entah benar atau tidak, namanya juga ‘katanya’. Hehehe. Saya menyukai produk jas dengan corak Sambu, aneka jenis Sambu, hiasan gantung yang biasa digunakan pada saat pernikahan dan aneka macam aksesori pakaian. Memang, ada rupa ada harga. Harga produk-produk ini tidak semuanya ramah bagi kantong backpacker. Hal ini sangat wajar mengingat proses pembuatannya yang sangat sulit dan memakan waktu sehingga harga beberapa produk ini cukup tinggi, hingga ratusan ribu. Untuk yang mencari kualitas, wajib banget membeli souvenir-souvenir ini. Semua souvenir ini buatan tangan dan dikerjakan dengan tulus, terutama Sambu-nya. Namun, bagi yang koceknya terbatas, ada beberapa pilihan souvenir yang cukup murah seperti gelang, gantungan kunci dan beberapa buah Sambu kecil yang bisa digunakan menjadi syal atau taplak. Ibu ini mengklaim bahwa harga yang ia tawarkan sudah cukup murah karena langsung dari pengrajinnya sendiri. Ibu ini sendiri yang mengelola beberapa pengrajin di beberapa tempat di Mamasa. Ibu ini juga sudah sering dan rajin melakukan pameran di berbagai tempat demi mempromosikan kerajinan tangan baik tenun maupun ukiran Mamasa. Bravo, ibu! Teruskan terus perjuanganmu mengangkat nama Mamasa! Kami salut!  

Nggak hanya itu loch, ibu yang selalu tersenyum gembira ini mengajak saya ke ruangan belakang untuk memperlihatkan sejumlah barang yang tidak dijual namun merupakan koleksi sang ibu. Satu benda yang paling membuat saya tertarik ialah miniatur Banua Sura yang dibuat dengan sangat manis, rapih dan unik. Miniatur Banua Sura ini sudah sering sekali diikut sertakan dalam pameran-pameran kerajinan tangan dan seni Mamasa. Sayang, pada pameran terakhir, Banua Sura yang dirawat dengan hati-hati tersebut patah pada tiang utamanya. Alhasil, bagian depan Banua Sura tidak bisa berdiri tegak. Ditambah lagi dengan debu tebal yang menyelimuti, semakin sirnalah keindahan miniatur Banua Sura tersebut. Sangat disayangkan, mengingat bahwa pembuat miniatur tersebut tidak terlalu banyak di Mamasa ini. Oleh karena merupakan barang koleksi, maka barang-barang di bagian gudang belakang ini pun tidak dijual walau dalam kondisi berdebu tebal atau rusak sekalipun.


Mie Titi Makassar Dan Jus Tamarilla Di Mamasa

MAMASA — (MAMASA CYBER NEWS) Urusan makan malam di Kota Mamasa ternyata tidak terlalu sulit. Sedikit berbeda dengan makan siang di Lembah Mamasa, ternyata mudah loch mencari rumah makan di Kota Mamasa. Ada beberapa rumah makan yang buka hingga cukup malam dan menyajikan Chinese Food, makanan khas Sulawesi dan khas Jawa namun sayangnya, tiada makanan khas Mamasa. Dari sekian banyak pilihan, saya memilih Rumah Makan Trie Jaya yang terletak sederet dengan Matana Lodge, di sebelah selatan Lapangan Kota Mamasa. 
Saya memilih rumah makan ini karena tampilan fisiknya yang paling meyakinkan diantara rumah makan lainnya. Hehehe. Sampai di dalam, saya dihadapkan pada deretan menu yang unik-unik dan ajaib. Anda pernah nggak denger Sunu, Katambak, dan Cepa? Akhirnya, saya memutuskan untuk bertanya satu-satu kepada mbak yang bertugas disana, menu apakah tersebut. Untung, rumah makan tersebut tidak terlalu ramai sehingga saya bisa bertanya sepuas hati. Beberapa menu yang ada terdiri atas Chinese food dan sisanya makanan Makassar. Akhirnya, saya mencoba Mie Titi, mie yang digoreng kering dengan siraman kuah kental yang menyelimuti mienya. 
Melihat modelnya, saya teringat akan Ifumie yang terkenal di Binjai. Perbedaannya, Mie Titi ini berasal dari Makassar dan menggunakan mie yang berukuran agak kecil. Mie Titi ini disajikan bersama dengan jeruk nipis yang akan membuat keseluruhan cita rasanya menjadi agak masam. Apabila anda tidak begitu suka asam, sebaiknya hanya menggunakan sedikit perasan jeruk atau tidak sama sekali. Cukup aneh apabila gurih dan asin dicampur dengan asam dari jeruk nipis. 
Mie Titi ini sangat saya rekomendasikan namun ya itu, jangan pakai jeruk nipis kecuali anda mencintai makanan yang agak masam. Untuk pelengkap makan malam, saya memesan Jus Tamarilla atau yang lebih dikenal sebagai jus Terung Belanda yang juga terkenal di Mamasa. Makanan di tempat ini nggak terlalu mahal, berkisar sekitar Rp. 7.000 – Rp. 18.000 dan untuk aneka jus dihargai sekitar Rp. 5.000.


Ketiadaan Sinyal XL Di Mamasa

MAMASA  — (MAMASA CYBER NEWS)  Setelah selesai menjalani pernikahan di Betteng, segera, saya diantar kembali ke Kota Mamasa yang masih diguyur hujan rintik-rintik. Kegiatan perekonomian disini cukup aktif. Banyak toko buka hingga malam hari.



Seperti khasnya wilayah pegunungan, kalau hujan, biasanya justru hawa tidak terlalu dingin. Kebalikannya, kalau tidak hujan, justru hawa menjadi sangat dingin. Nah, berhubung malam itu hujan turun terus tiada henti dan saya kebasahan, alhasil, saya tetap merasa dingin. Hehehe.

Saya sempat berkeliling ke toko selular untuk membeli kartu perdana baru untuk digunakan selama di Mamasa. Hanya beberapa operator saja yang mampu hidup di Lembah Mamasa ini, yakni Telkomsel dan Indosat. Ini bukan iklan loch. Telkomsel mengklaim dirinya memiliki jangkauan dan jaringan terluas di Indonesia dan itu benar adanya. Indosat, walaupun memiliki cakupan yang hampir sama luasnya, namun kenyataannya pada beberapa tempat hanya Telkomsel saja yang masih mampu memancarkan sinyal kehidupan ponsel. Kebetulan, operator yang saya gunakan tidak bisa menangkap sinyal sama sekali. XL memang masih memiliki keterbatasan jaringan untuk untuk wilayah Timur Indonesia. Umumnya, hanya kota-kota besar di Indonesia Timur saja yang baru terlayani jaringan XL. Wilayah Mamasa belum didukung oleh XL. Di Sulawesi Selatan ini, sinyal ponsel saya hidup mati antara beberapa kota. Sinyal XL menyala di Watansoppeng, Sengkang, dan Polewali. Sinyal XL mati di Camba, Bone, Pinrang dan Mamasa.

Kemudian saya kembali melanjutkan berkeliling kota. Areal Simpang Tiga yang banyak dipenuhi tukang ojek pun ramai hingga dini hari. Di simpang tiga ini, ada banyak penjual makanan loch disini. Aneka gorengan dan cemilan kalau-kalau anda lapar pada malam hari, ada juga disini. Sempatkan main-main ke area ini untuk menikmati kue terang bulan! Sayang, saya nggak menemukan kue khas Mamasa dijajakan disini. Kota Mamasa berukuran cukup kecil, bisa habis dijelajahi dalam waktu setengah jam saja. 


Selamat Datang di Kota Mamasa


MAMASA  — (MAMASA CYBER NEWS) Mamasa yang saya lihat pagi itu adalah sebuah kota kecil yang dikelilingi pegunungan yang tertutup kabut tebal. Indah sekaligus berkesan mistis. Memang, dibandingkan dengan saudaranya, Toraja, Mamasa lebih jarang terekspos dan terkesan lebih ‘pedalaman’. Nggak heran, akses jalan yang rumit dan sukar membuat perjalanan ke Mamasa terkesan kurang ‘menarik’untuk dijadikan objek wisata tujuan. Akibat dari hal ini, tidak banyak yang diketahui tentang Mamasa. Pembangunan pun lambat merasuk ke tempat ini. Kurang beruntungnya Mamasa, Toraja sudah lebih dahulu terkenal puluhan tahun jauh sebelum Mamasa mulai dikenal. Itu sebabnya istilah ‘Toraja Barat’ melekat pada Mamasa. Ya, Mamasa harus memupuk citra terlebih dahulu sebelum akhirnya terkenal seperti Toraja. 

Kenapa sich kedua tempat ini sering sekali disebut berbarengan? Sederhana saja, kedua kebudayaan ini kerap kali disebut sebagai kebudayaan kembar. Satu di sebelah barat dan satunya lagi di sebelah timur. Mereka berdua memiliki kebudayaan yang hampir mirip. Mereka berdua memiliki seni ukiran rumah yang sama, teknik penguburan mayat yang serupa, pakaian adat yang sama, dan bahasa yang sama. Perbedaan Mamasa dan Toraja baru tampak apabila kita memperhatikan sejumlah detail. Perbedaan tersebut antara lain : Tongkonan di Toraja tidak populer di Mamasa. Walaupun di Mamasa terdapat Tongkonan, namun Mamasa mengenal rumah adat yang disebut dengan Banua, baik Banua Layuk, Banua Sura, Banua Longkarrin, Banua Bolong, atau Banua Rapa. Secara fisik, Banua dan Tongkonan sudah berbeda. Tongkonan beratap melengkung, sementara Banua lebih landai. Walaupun ukiran-ukiran yang terdapat di sekujur rumah adat mereka berdua sama, namun terdapat perbedaan mendasar. Pada hiasan pada pucuk atap, orang Toraja menggunakan ayam jantan yang berdiri di atas matahari. Pada kebudayaan Mamasa, mereka mengenal pohon kehidupan dan tedong atau kerbau. Walaupun mereka memiliki bahasa yang sama, namun dalam beberapa bagian, bahasa mereka berbeda. Orang Toraja tidak bisa 100% memahami bahasa Mamasa begitu juga sebaliknya. Pada sisi kebudayaan pun, upacara adat Rambu Solo dan Rambu Tuka khas Toraja juga hadir di Mamasa namun dalam bentuk yang lebih sederhana. Inilah Mamasa dengan segala keunikan budaya dan kecantikan alamnya.  

Lempangan Mamasa
Saya memulai perjalanan pagi itu dengan berputar-putar di pusat kota yang memang berukuran tidak terlalu besar. Saya mengawali ke-Mamasa-an saya dengan melihat arsitektur Banua Sura yang diterapkan untuk beberapa bangunan modern di pusat kota serta beberapa gereja tua. Banua Sura, secara harafiah berarti rumah ukir. Dari semua jenis rumah di Mamasa, Banua Sura adalah rumah yang paling indah. Kota Mamasa yang tidak berukuran besar tersebut sudah memiliki banyak sarana pendukung yang cukup komplit. Hampir semua pusat kegiatan masyarakat yang umum kita jumpai di perkotaan, ada di Mamasa. Sebut saja toko kelontong, salon, toko otomotif, gereja, masjid, sekolah, pasar, travel agent, restoran umum, balai pertemuan, rumah sakit kelas C, kantor pemerintahan, ada semua di Mamasa. Mayoritas penduduk Mamasa beragama Kristen. Maka dari itu, jangan heran kalau anda melihat banyak sekali gereja di berbagai tempat, baik yang cantik maupun sekedar kotak biasa saja. Pusat kota ini berada di lapangan besar yang tepat berada di tengah kota. Lapangan ini selalu menjadi pusat aktifitas masyarakat seperti bermain bola, upacara, dan berkumpul. Sungai Mamasa yang lebar dan berarus deras mengalir membelah kota ini. Kota Mamasa adalah kota resort yang cantik. Tempat yang sangat tepat sekali untuk beristirahat dan menarik diri dari rutinitas kota. Pacu kehidupan anda akan melambat sama sekali di tempat ini. Bisa jadi, anda pun akan kesulitan dihubungi disini lantaran sinyal ponsel yang agak terbatas.


Mamasa Tawarkan Wisata Alam dan Budaya SULAWESI BARAT


MAMASA  — (MAMASA CYBER NEWS)  Potensi wisata yang dimiliki Bumi Kondo Sapata sangat beragam, mulai dari wisata alam hingga budaya.Pemprov Sulbar bahkan telah menjadikan Mamasa sebagai tujuan wisata andalan Sulbar.

Hawa sejuk mulai terasa sejak memasuki perbatasan Kabupaten Polewali Mandar dan Mamasa. Panorama alam berkontur pegunungan yang tinggi dan jurang di sepanjang jalan menuju Mamasa, menjadi salah satu pemandangan wisata alam yang indah.

Badan yang pegal seusai menempuh perjalanan sepanjang 92 kilometer selama tujuh sampai delapan jam, hilang sudah dengan berendam di kolam air panas. Kolam yang terawat dengan baik di kawasan Mamasa Cottage ini cukup mudah dijangkau. Jaraknya hanya sekitar dua kilometer dari Kota Mamasa.

Sambil berendam di kolam air panas, tanaman padi yang mulai menguning di petak-petak sawah bertingkat, menjadi pemandangan yang menyegarkan mata. Pegunungan Mambuliling yang menjulang tinggi dengan kokohnya, berdampingan dengan Gunung Gandang Dewata menjadi latarnya.

Obyek wisata Kabupaten Mamasa sebenarnya sangat berlimpah. Berkunjung ke Bumi Kondo Sapata, tidak hanya menemukan kolam air panas, atau sekadar merasakan sejuknya udara Kota Mamasa.

Pengunjung obyek wisata dapat pula menyaksikan kuburan tua Minanga yang telah berusia ratusan tahun. Kompleks perkampungan dengan rumah adat yang masih terjaga, tidak hanya dapat disaksikan di Tana Toraja.

Meluangkan waktu sejenak ke perkampungan desa wisata Ballapeu, ketakjuban terhadap kompleks rumah adat telah dapat dinikmati.

Atau, jika memiliki waktu yang lebih banyak untuk melakukan hiking atau berjalan ke pegunungan, Mamasa menawarkan wisata jalan kaki ke Gunung Mambuliling. Selain menikmati panorama alam yang indah, rasa capek habis berjalan jauh terobati dengan menikmati kesejukan air terjun Mambuliling.



Obyek wisata lainnya yang cukup banyak di Kabupaten Mamasa, sebenarnya sangat berpotensi meningkatkan pendapatan daerah, jika mendapat pengelolaan yang cukup baik. Infrastruktur perhubungan juga perlu mendapat perhatian serius, terutama jalan yang menghubungkan Polewali-Mamasa-Tana Toraja, agar dapat menggaet wisatawan.

Kabid Pemberdayaan Pelaku Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Mamasa, Obed Parapasan, mengakui masih minimnya perhatian pemerintah mengembangkan obyek wisata. Kendalanya, selalu alasan klasik, yakni masalah anggaran.

"Upaya promosi yang dilakukan selama ini, masih sebatas pembuatan leaflet atau brosur dan beberapa kali mengikuti even pameran. Tetapi obyek wisata yang ada masih belum mendapat sentuhan yang memadai untuk lebih mengembangkan dan menarik minat wisatawan," jelasnya.

Menurutnya, agar obyek wisata yang ada di Mamasa dapat diperkenalkan dengan baik ke luar daerah, dibutuhkan adanya situs khusus Dinas Pariwisata Mamasa di dunia maya atau internet. Namun, keterbatasan infrastruktur, menjadikan rencana ini masih sebatas keinginan yang belum terwujud.


Mamasa Miliki Air Terjun Menawan Bagi Wisatawan

Air Terjun Sarambu Liawan - Mamasa

MAMASA  — (MAMASA CYBER NEWS) Kabupaten Mamasa sebagai daerah destinasi wisata unggulan di Provinsi Sulawesi Barat, tercatat memiliki sejumlah objek wisata air terjun yang menawan untuk dikunjungi wisatawan.

Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Sulbar, Ilham Atjo, di Mamuju, Rabu, mengatakan Kabupaten Mamasa sejauh ini cukup menjadi andalan pihaknya dalam upaya mendatangkan para wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.

Ia mengatakan, daerah itu memiliki sejumlah objek wisata air terjun yang menawan dan menarik untuk dikunjungi para wisatawan, di antaranya air terjun Sarambu Silolo di Kecamatan Nosu, sekitar 60 kilometer dari Kota Mamasa.

Air terjun itu dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua dan empat dengan menempuh hutan subtropis yang cukup rindang dan lebat.

Selain itu juga air terjun Sarambu Liawan di Kecamatan Sumarorong sekitar 34 kilometer dari Kota Mamasa. Air terjun itu juga terletak di alam perbukitan yang sejuk serta persawahan dan tanaman agro yang menghijau.

"Air terjun Sarambu Liawan, menurut cerita adalah tempat bermandi bidadari dan putri raja. Air terjun ini memiliki tinggi sekitar 200 meter dan sudah dilengkapi fasilitas pariwisata yang memadai untuk dikunjungi," katanya.

Selain itu, kata dia, terdapat pula air terjun Sambabo yang tak kalah indahnya dibandingkan air terjun yang lainnya di Mamasa. Air terjun ini terletak di Kecamatan Bambang, sekitar 22 kilometer dari Kota Mamasa.

"Keindahan alam juga terdapat di air terjun yang berada di areal hutan subtropis di pegunungan tinggi dengan udara yang sejuk itu," katanya.

Menurut dia, air terjun lainnya di Mamasa yang tak kalah indahnya untuk dinikmati adalah air terjun Panetteang di Kecamatan Aralle, karena air terjun iini memiliki batu berlapis, dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dari Kota Mamasa.

Ia berharap wisatawan lokal dan mancanegara yang menyukai wisata permandian, dapat berkunjung untuk menikmati keindahan sejumlah objek wisata itu.



Wisata Alam Limbong Babak



MAMASA  — (MAMASA CYBER NEWS)  Kolam Limbong Babak ini sering diceritakan orang tua ketiga mendongeng untuk anak cucu mereka di malam hari. Saya bertemu beberapa petua adat yang bersedia bercerita mengenai tempat ini.

Menurut masyarakat atau petua adat setempat, dulunya lokasi ini masih banyak di tumbuhi pohon besar. Kolam yang ada dulunya kecil saja, tetapi tidak pernah kering walaupun pada musim kemarau karena ada mata air yang cukup besar. Orang-orang dulu menjadikan tempat mengembala kerbau. Setelah dibuatkan pematang(Kondo), berubahlah menjadi kolam yang besar seperti sekarang.

Konon dulu kala, tempat ini dikeramatkan, sering ditempati oleh nenek moyang meminta sesuatu yang mereka inginkan, miminta keturunan, rezeki atau benda-benda gaib. Tempat ini sering juga dijadikan tempat memuja para dewa-dewa atau roh-roh yang mereka percayai. Dengan membawa berbagai macam sesajen seperti nasi pulut, telur, ayam. Bahkan yang mampu bisa membawa babi untuk di persembahkan kepada dewa-dewa dan roh-roh dan untuk dimakan secara bersama-sama.

Ada bebera fenomena yang aneh dan unik di tempat ini seperti:

  1. Adanya tedong manurun (kerbau siluman) yang sering muncul di sekitar tempat ini utamanya di tengah-tengah kampung Batu Ma’tombon sebab dengan adanya satu sumur di tengah kampung kira-kira seluas 1×1 meter yang di perkirakan tembusan dari “Limbong Babak”. Jika kita membuang buah jeruk ke dalam sumur tersebut, beberapa saat kemudian muncul di kolam Limbong Babak.
  2. Adanya Lulun latte( semacam ular naga) yang berada di dalam kolam, yang sering terlihat di anggap bebahaya bagi masyarakat setempat.
  3. Adanya kayu awuk( semacam benda gaib) di tengah-tengah kolam, yang katanya menimbulkan aroma yang enak. Pada waktu memnadikan kerbau, misalnya, kerbaunya terus mencari benda ini sampai dia dapat.
Saya mengajak wisatawan lokal maupun internasional menyaksikan tempat unik yang masih orisinil ini. Bila dikelolah dengan baik, tempat ini layak jadi objek berwisata. Sejauh ini, Pemerintah Kabupaten Mamasa, khususnya dinas pariwisata belum secara resmi mengakui sebagai salah satu objek wisata.
Saya berharap pemerintah dapat memanfaatkan potensi wisata ini.

Penulis: Demianus Tarra’

Sumber : IKRM-Blogspot


Sulbar Dambakan Pasangan Powerful Leader


MAMASA - (MAMASA CYBER NEWS) 10 Oktober 2011 rakyat Sulawesi Barat melangkahkan kaki menuju tempat pemungutan suara yang telah disiapkan Komisi Pemilihan Umum Sulbar. Rakyat yang masuk daftar pemilih tetap mengikuti Pilgub sebanyak 819.848 orang yang tersebar di 2.587 tempat pemungutan suara. Mereka akan memilih gubernur dan wakil gubernur periode 2011-2016.

Pilgub Sulbar diikuti tiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, yakni Salim S Mengga-Abdul Jawasa Gani dengan nomor urut 1, pasangan Anwar Adnan Saleh- Aladin S Mengga dengan nomor urut 2, dan Ali Baal Masdar-Tashan Burhanuddin dengan nomor urut 3.

Ketiga pasangan kandidat calon gubernur dan wakil gubernur Sulbar tentunya telah menyampaikan visi dan misi kepada rakyatnya selama kampaye. Visi dan misi tersebut diharapkan mampu dilaksanakan apabila terpilih, tidak hanya menjadi jargon semata dalam kampanye. Visi dan misi tidak hanya sebagai “pemanis bibir” saja. Akan tetapi “bibir rakyat” dapat menikmati “manisnya” visi dan misi yang telah disampaikan selama kampanye.

Seluruh rakyat Sulbar tentunya sangat berharap pilgub berlangsung jujur, aman, dan damai. Jujur atas segala hasil pemilihan tanpa ada kecurangan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Rakyat merasa aman menyampaikan suaranya di tempat pemungutan suara yang telah ditentukan. Sehingga tercipta pilgub yang damai.

Kepentingan yang harus diemban para kandidat adalah kepentingan rakyat, bukan kepentingan pribadi atau kelompok. Jika prinsip ini membatin dalam benak setiap kandidat, maka rakyat Sulbar akan merasakan bahwa pemilihan ini adalah benar-benar untuk rakyat.

Sebagaimana Hadits yang diriwayatkan Tarmidzi, Abu Dawud, Shahih Bukhari dan Muslim bahwa “setiap orang dari kamu adalah pemimpin, dan kamu bertanggung jawab terhadap kepemimpinan itu”.

Rakyat Sandeq menanti pemimpin yang mampu membangun Sulbar dalam segala bidang. Menciptakan lapangan kerja, mengurangi angka kemiskinan, dan menyejahterakan rakyat.

Jabatan gubernur dan wakil gubernur merupakan salah satu posisi yang sangat strategis dalam pemerintahan. Jabatan Gubernur tentunya harus diduduki oleh seorang yang memiliki powerful leader. Selain itu, memiliki kemampuan untuk memperjuangkan rakyatnya.

Rakyat Dambakan Powerful Leader

Secara umum, rakyat Indonesia sangat mendambakan seorang pemimpin yang Powerful Leader termasuk masyarakat Sulbar yang mengikuti pilgub hari ini. Masyarakat Sulbar tidak henti-hentinya berharap akan muncul seorang powerful leader yang akan memimpin Sulawesi Barat. Olehnya itu, sebelum memilih hendaknya memilah terlebih dahulu siapakah di antara ketiga kandidat tersebut memiliki powerful leader.

Lima ciri powerful leader. Pertama, integritas atau kejujuran. Pemimpin yang memiliki integritas atau kejujuran dapat dipastikan akan menjalankan tugasnya berdasarkan aturan main yang telah ditetapkan. Tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan bangsa dan rakyat.

Kedua, semangat. Sebagai seorang pemimpin harus senantisa tetap semangat menjalankan seluruh amanah yang telah dipercayakan rakyat kepadanya sampai masa akhir jabatan yang telah ditentukan. Dengan jiwa yang semangat akan mampu membangun daerahnya.

Ketiga, inisiatif. Ide-ide cemerlang pemimpin harus selalu mengalir guna menata, memperbaiki, mengembangkan, dan membangun daerah yang dipimpinnya. Sehingga rakyat dapat merasakan dan menikmatinya.

Keempat, bijaksana. Sikap bijaksana juga sangat penting dimiliki pemimpin agar nantinya setiap persoalan yang muncul tidak ada pihak yang dirugikan, utamanya rakyat.

Kelima, keberanian dalam mengambil keputusan. Apabila muncul persoalan-persoalan yang berkepanjangan dan begitu kompleks, pemimpin dituntut memiliki solusi yang solutif, memiliki keberanian dalam mengambil keputusan. Walaupun memungkinkan dirinya tidak populer, tetapi menyakininya itulah yang terbaik, maka hal tersebut mesti dilakukan.

Ciri pemimpin sukses adalah mereka yang sangat sadar untuk mempelajari diri sendiri. Seorang powerful leader senantiasa menyadari bahwa fisik, emosi, dan spiritual adalah modal dasar yang sangat penting untuk menjalankan kegiatan dan aktivitas berkerja.

Bahkan dikatakan oleh Hendricks dan Ludeman yang telah melakukan penelitian terhadap para ekskutif dan pengusaha kelas dunia bahwa, “kami belum pernah menemukan seseorang yang benar-benar sukses, yang tidak melakukan pengenalan diri setiap hari.”

Hay Consultat, sebuah institusi di bidang SDM (Sumber Daya Manusia) yang terkemuka di dunia mengatakan “Membangun kesadaran diri adalah langkah yang harus dibuat untuk menciptakan seorang pemimpin.” Dengan kata lain, pemimpin harus melakukan inner journey atau penelusuran ke dalam dirinya sendiri.

Sebagaimana yang yang diwahyukan dalam QS. Al-Qashash 28:77 bahwa dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagian) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Hindari Golput

Sebagai warga negara yang baik, maka rakyat Sulbar diharapkan dapat menggunakan hak pilihnya dan menghindari golput. Sebab setiap satu suara sangat menentukan Sulbar lima tahun ke depan.

Agar Pilgub dapat berlangsung damai, masyarakat Sulbar harus memiliki empat sikap. Pertama, saat mengikuti pemilihan hendaknya memilih berdasarkan hati nurani. Tidak didasarkan pada pemberian-pemberian yang dilakukan para kandidat.

Kedua, menimbang visi dan misi para kandidat. Ketiga kandidat calon gubernur dan wakil gubernur tentunya telah menyampaikan visi dan misinya. Olehnya itu, rakyat perlu menimbang visi dan misi yang telah disampaikan, sebelum menentukan pilihan. Menentukan siapa yang layak dipilih dan tidak dipilih.

Ketiga, pro rakyat. Pemimpin yang baik adalah orang yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap rakyat, pemimpin yang merakyat. Pemimpin inilah yang tepat dipilih karena memperhatikan rakyatnya.

Keempat, menjaga persatuan dan kesatuan. Setiap rakyat Sulbar boleh berbeda-beda pilihan atau kandidat yang didukung. Akan tetapi, rakyat harus tetap senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan di antara mereka. Menghindari kepentingan individu dan kepetingan kelompok. Apabila keempat sikap tersebut dimiliki rakyat Sulbar, maka pilgub akan berlangsung damai. Selamat memilih.


Kurs USD - IDR

Sumber: BI

Forex


The Forex Quotes are Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal.

Majene

Kebutuhan Mamasa

 

© Copyright Berita Mamasa 2011 | Design by Mamasa Cyber News | Published by Mamasa Cyber News 2012 | Powered by MCN 2012.