News update:

Mamasa Berpotensi Pusat Pengembangan Perkebunan Kopi Sulbar

Rabu, 18 Januari 2012




MAMASA - (MAMASA CYBER NEWS) Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, dinilai berpotensi dijadikan pusat pengembangan perkebunan kopi sesuai dengan mayoritas lahan perkebunan dan sumber mata pencaharian yang digeluti sebagian besar warga Mamasa selama ini.

Anggota DPD RI, Asri Anas di Majene, Selasa, mengatakan potensi perkebunan kopi Mamasa sudah terlihat sejak puluhan tahun lamanya, namun potensi tersebut belum dikembangkan secara maksimal sehingga belum bisa memberikan manfaat besar bagi mayoritas pemilik lahan perkebunan kopi.

"Bahkan kami khawatir potensi perkebunan kopi di Mamasa semakin lama akan berkurang dan akhirnya terganti dengan komoditas tanaman lain, sementara dengan kodisi cuaca dan alam di Sulbar, hanya Mamasa yang berpotensi besar menjadi pusat pengembangan perkebunan kopi," ungkapnya.

Pada dasarnya tanaman kopi juga membutuhkan peremajaan agar produktivitasnya tetap meningkat setiap kali panen, namun hal tersebut tidak ditunjang oleh alokasi anggaran yang memadai, berbeda dengan komoditas tanaman perkebunan lainnya, seperti kakao yang telah menjadi program nasional dan mendapat perhatian pendanaan.

Asri berharap, sebaiknya dukungan anggaran tersebut dialokasikan melalui APBD karena pemerintah pusat tidak mengalokasikan anggaran secara khusus untuk pengembangan komoditas tanaman kopi. Jika terlambat diantisipasi, komoditas unggulan Mamasa itu secara perlahan akan hilang.

"Wajar jika warga mengganti tanaman kopinya dengan jenis tanaman lain sebab warga tidak pernah melakukan peremajaan. Sementara itu, peremajaan tanaman membutuhkan biaya yang cukup besar sebab harus dilakukan pemeliharaan secara intensif," ujarnya.

Diharapkan juga agar komoditas perkebunan kopi di Mamasa tidak hilang sebab hal tersebut menjadi pendukung pengembangan Mamasa sebagai daerah destinasi wisata, sekaligus menjadi sumber mata pencaharian warga.

Asri mengatakan, semakin berkurangnya potensi perkebunan kopi di Mamasa, hal itu berpengaruh terhadap perekonomian warga. Sebelumnya, rata-rata warga pemilik perkebunan kopi mampu menumbuhkan sektor perekonomian Mamasa, namun secara perlahan hal tersebut telah hilang.

"Bahkan akibat rendahnya penghasilan warga yang menggantungkan hidupnya pada perkebunan kopi, akhirnya mereka memilih meninggalkan Mamasa hanya untuk mencari sumber penghasilan yang lebih menjanjikan," ucapnya.(Iwn/Ant)

Sumber : Antara News
Share this Article on :
 

© Copyright Berita Mamasa 2011 | Design by Mamasa Cyber News | Published by Mamasa Cyber News 2012 | Powered by MCN 2012.